MAKALAH BAHASA INDONESIA
03.27
MAKALAH
TAHAPAN MENYIMAK
MENURUT
“HUNT”
Oleh :
ANDI PRAYUDI
Kelas : 1. A
TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU
PENDIDIKAN
( S T K I P )
YAPIS DOMPU
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum...war...wab...
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat
Allah S.W.T yang telah memberikan kekuatan kepada saya, sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Ket.Menyimak tentang
Tahapan-tahapan menyimak menurut HUNT dengan baik dan tepat pada waktunya.
Menyimak adalah mendengarkan serta
memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta
menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.
Dalam hal mendengarkan atau memerhatikan orang membaca atau orang yang
bercakap, penyimak menerima keterangan melalui rangkaian bunyi bahasa dengan
susunan nada dan tekanan suara orang yang membaca atau bercakap. Jika pembicara
dan pembaca dapat melihat, maka penyimak akan dapat melihat gerak muka dan
gerak tangan pembicara seperti, bibir, mimik, dan sebagainya. Jika penyimak
menyimak lewat media bantu seperti tape recorder, maka si penyimak hanya dapat
menyimak bunyi bahasa yang disampaikan oleh si pembicara.
Tidak lupa pula saya khaturkan ucapan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada bapak Dosen serta teman-teman yang
telah memberikan motivasi kepada saya, sehingga saya bisa dan mampu mengetahui
dari hal-hal yang belum pernah saya ketahui menjadi sesuatu yang sangat
bermakna dan berarti bagi saya pribadi khususnya.
Saya sadar, bahwa dalam penyusunan makalah
ini, terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik maupun
saran dari teman-teman yang bersifat membangun, sangat saya harapkan untuk
perbaikan dan penambahan dilain waktu dan dilain kesempatan.
Demikian uraian singkat dari saya,
semoga dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi para pembaca makalah ini nantinya.
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan
memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu menguasai bahasa Indonesia
sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka, pada dasarnya ada empat
keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh murid secara baik dan benar
sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu keterampilan
menyimak (listening skill) keterampilan berbicara (speaking skill),
keterampilan membaca (reading skill), dan keterampilan menulis (writing
skill).
Dari keempat keterampilan berbahasa (language
skill) yang dikemukakan di atas, hanya keterampilan menyimak yang akan
menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada umumnya pengetahuan diperoleh
melalui keterampilan menyimak. Setiap orang mendengar berita-berita melalui
media massa maupun informasi melalui tatap muka, saat itu telah berlangsung
pula kegiatan menyimak. Oleh karena itu, pengajaran menyimak mempunyai peranan
yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah dasar sebab kemampuan
menyimak yang baik adalah kondisi awal untuk menghasilkan prestasi belajar yang
baik.
II. Tujuan
Adapun beberapa
tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Meningkatkan
pemahaman dan tanggapan seorang tentang Menyimak.
2.
Meningkatkan
pemahaman dan tanggapan seorang tentang menyimak dengan cara bertahap.
III. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Menyimak ?
2. Bagaimanakah cara melakukan Penyimakan
secara bertahap ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menyimak
Orang tua sering memberikan nasihat
kepada putra-putrinya yang berbunyi, kalau orangtua sedang bicara, jangan hanya
sekedar mendengar saja, masuk dari telinga kiri keluar dari telinga kanan,
tetapi simaklah, dengarkanlah baik-baik, masukkan ke dalam hati.
Apabila kita memerhatikan cuplikan di
atas, maka menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan.
Namun, kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat perbedaan
pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan
bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu.
Sedangkan menyimak adalah proses mendengar dengan pemahaman dan
perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu. Jadi, di dalam proses menyimak
sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu menyimak. Di
dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening comprehension” untuk
menyimak dan “to hear” untuk mendengar.
Menyimak merupakan proses pendengaran,
mengenal dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan, sedangkan mendengar
adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak
memerhatikan makna itu. Dengan kata lain menurut Tarigan (1993: 19): “Dalam
proses menyimak juga terdapat proses mendengar, tetapi tidak selalu terdapat
proses menyimak di dalam suatu proses mendengar.”
Kalau keterampilan menyimak dikaitkan
dengan keterampilan berbahasa yang lain, seperti keterampilan membaca, maka
kedua keterampilan berbahasa ini berhubungan erat, karena keduanya merupakan
alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya terletak dalam hal jenis
komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca
berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung
persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi, memahami makna
komunikasi.
Dari uraian di atas, maka dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan
baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan
memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya. Dalam hal
mendengarkan atau memerhatikan orang membaca atau orang yang bercakap, penyimak
menerima keterangan melalui rangkaian bunyi bahasa dengan susunan nada dan
tekanan suara orang yang membaca atau bercakap. Jika pembicara dan pembaca
dapat melihat, maka penyimak akan dapat melihat gerak muka dan gerak tangan
pembicara seperti, bibir, mimik, dan sebagainya. Jika penyimak menyimak lewat
media bantu seperti tape recorder, maka si penyimak hanya dapat menyimak bunyi
bahasa yang disampaikan oleh si pembicara.
B.
Tahapan-tahapan
dalam Menyimak
Selain tahapan-tahapan menyimak menurut srickland dan
Anderson, terdapat juga pakar lain yang mengemukakan pendapatnya tentang
tahapan-tahapan dalam menyimak, yaitu Hunt. Menurut Hunt, ada 7 tahapan dalam
menyimak yaitu :
1.
Isolasi
2.
Identifikasi
3.
Integrasi
4.
Inspeksi
5.
Interpretasi
6.
Interpolasi
7.
Intropeksi
Adapun
penjabarannya adalah sebagai berikut :
1.
Isolasi
(pemisahan/memisahkan)
Isolasi(memisahkan) yang dimaksud dalam
tahapan ini ialah sang penyimak harus bisa mencatat aspek-aspek kata lisan yang
disimak dan mampu memisahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide,
fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus yang dilontarkan oleh pembicara itu
sendiri.
Pada tahapan ini juga sang penyimak
harus bisa menyikapi hal-hal yang dianggap menggaggu agar mencapai proses
penyimakan yang baik dan benar. Dalam tahap inilah, sang penyimak mampu
mengisolasikan hal-hal atau sesuatu yang disimak. Hal itu dilakukan agar bisa
mengambil dan mengutip hasil yang baik dan benar didalam proses menyimak..
Contoh :
Ketika seseorang menyimak sebuah berita
disebuah station televisi, sang penyimak mencatat hal-hal yang dianggap penting
dan membedakan setiap bunyi atau suara yang dilontarkan oleh pembicara itu
sendiri.
2.
Identifikasi
(menentukan atau menetapkan)
Dalam tahapan menyimak ini. Seseorang
mampu mendata, mencatat apa yang sedang dibicarakan tentang hal-hal yang
dianggap penting dan bermanfaat bagi kita. Dalam hal ini apabila stimulus
tertentu sudah dapat dikenal atau kita ketahui maka suatu makna atau identitas
pun bisa kita tetapkan atau diberikan kepada setiap butir-butir atau hal-hal
yang berdikari atau berdiri sendiri itu.
3.
Integrasi
(Penyatuan/menyatukan)
Pada tahapan ini, kita harus bisa
menyesuaikan atau menyatupadukan sesuatu yang kita dapatkan sekarang dengan
informasi lain yang telah miliki yang telah tersimpan dan terekam dalam memori
atau otak kita sebelumnya. Hal ini dilakukan agar kita bisa mendapatkan hasil
penyimakan yang lebih baik dan akurat.
Hal ini bermaksud, agar mampu menyesuaikan
atau membandingkan hasil penyimakan dengan informasi yang telah kita ketahui
sebelumnya.
Contoh : ketika kita menyimak sebuah
pidato/pengumuman, kita biasanya akan melakukan penyimakan dengan baik. Akan
tetapi pengumuman tersebut masih membutuhkan penjelasan dan gambaran yang lebih
jelas lagi. Nah disitu kita akan mampu menyatukan/membandingkan antara
informasi yang didapat pada yang pertama dengan informasi yang didapat
kemudian(yang dihadapi).
4.
Inspeksi
Pada tahap ini, ketika kita mendapat
informasi-informasi baru yang kita terima atau yang kita dapatkan, kita bisa
membandingkan atau memeriksa kembali dengan informasi yang telah kita miliki
sebelumnya yang berkaitan dengan hal tersebut. Hal ini kita lakukan agar supaya
kita bisa mengetahui mana yang bisa kita gunakan dan mana yang tidak layak
untuk kita lakukan.
Dalam tahapan ini sebenarnya memiliki
sedikit kesamaan dengan tahapan integrasi, hanya saja dalam tahapan ini kita
dituntun untuk mampu memeriksa dan menilai kembali informasi yang kita
dapatkan dengan pengetahuan kita sendiri.
Contoh : ketika orang tua/orang lain
memberikan pengertian(motivasi) kepada kita, kita kadang tidak sepenuhnya
langsung melakukannya, kita harus bisa membandingkan dan memikirkan(menilai)
apakah mampu kita lakukan atau pantas(baik) untuk kita terapkan.
5.
Interpretasi
Pada tahap ini, kita secara aktif
mengevaluasi sesuatu yang kita dengar dan menelusuri dari mana datangnya semua
informasi itu. Dalam kegiatan penyimakan ini juga kita bisa memberikan kesan
atau pendapat kita agar dalam proses evaluasi bisa terlaksana dengan baik,
tidak dengan secara setengah-setengah.
Dalam tahapan ini bermaksud, bahwa
ketika kita dalam proses kegiatan penyimakan, kita boleh meluangkan
segala pendapat atau opini kita, namun tidak menegahi atau membantah
ketika orang sedang berbicara. Hal ini dilakukan agar supaya didalam proses
perbandingan atau pengevaluasian bisa mendaptkan hasil yang maksimal dan baik.
Dalam arti tidak secara bertahap atau setengah-setengah.
6.
Interpolasi
Pada tahapan ini, selama proses
penyimakan kita tidak ada pesan yang membawa makna dalam atau berguna dan
memberi informasi yang bermanfat bagi kita, maka tanggung jawab kita sendiri
untuk menyediakan serta memberikan data-data dan ide-ide penunjang dari latar
belakang pengetahuan dan pengalaman kita sendiri untuk mengisi serta memenuhi
butir-butir pesan yang kita dengar.
Dalam tahapan ini bermaksud, bahwa
ketika informasi yang didapatkan atau yang disimak tidak berguna atau tidak
lengkap menurut kita, maka untuk menyempurnakannya, kita harus menyediakan
serta memberikan informasi atau ide-ide penunjang yang berkaitan dengan hal-hal
yang kita simak, agar informasi yang kita anggap tidak lengkap tadi bisa terlengkapi
dan terisi dengan baik dan secara sempurna.
Contoh : kita melakukan penyimakan
melalui Televisi atau radio, akan tetapi informasi yang disampaikan tidak mampu
kita pahami dan dicerna, akan tetapi informasi tersebut mampu kita nilai atau
telusuri dengan pemahaman atau pengalaman yang telah ada dalam otak kita
sebelunya. Jadi, ketika ada orang lain yang menanyaka tentang informasi
tersebut, kita tidak kebingungan lagi menyampaikannya.
7.
Intropeksi
Setelah kita melakukan proses penyimakan,
kita bisa menilai serta menguji informasi-informasi yang baru kita dapatkan,
dengan pengalaman atau pengetahuan yang kita miliki, agar kita bisa menerapkan
dan melakukannya pada keadaaan maupun situasi kita sendiri. Baik di lingkungan
sosial maupun di lingkungan keluarga terdekat kita.
Jika kita amati uraian di atas,
sebenarnya sama-sama memiliki keterkaitan dan ketergantungan. Supaya kita
mendapatan hasil yang maksimal dan baik serta berguna untuk kita, maka
setidaknya kita harus mampu melewati beberapa tahapan-tahapan yang dikemukakan
oleh “HUNT” tersebut. Walaupun hal itu kita melakukannya tidak secara
menyeluruh dan sekaligus.
Dengan adanya ke-7 tahapan tersebut di
harapkan juga agar kita bisa melakukan proses penyimakan dengan baik dan
mencapai hasil yang maksimal. Dimana, sebagian besar orang mengatakan bahwa
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih baik dan banyak ialah dengan
melalui proses penyimakan. Apabila kita mampu melaksanakan dan menerapkan ke-7
tahapan menyimak diatas, pasti kita akan mendapatkan informasi-informasi dengan
baik, tepat, serta akurat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah menelaah ketujuh tahap tersebut
maka dapat kita simpulkan bahwa didalam melakukan suatu proses menyimak yang
baik itu tidak hanya merupakan mendengar secara pasif tetapi suatu kegiatan
atau aktivitas yang menuntut partisipasi, keikutsertaan, keterlibatan sang
penyimak terhadap hal-hal yang disimak. Agar kita bisa mendapatkan hasil yang
lebih baik dan maksimal.
Menyimak juga merupakan sebuah proses
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi
makna.
Daftar Pustaka
Ahmad, Mukhsin.
1990. Strategi Belajar-Mengajar Ketrampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra.Malang:
Y A 3
Henry Guntur.
1980.Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa
TERIMA KASIH DENGAN MEMBACA MEDIA INI MENAMBAH PENGALAMAN PRIBADI SEMOGA SUKSES.KEPALA TK AL-FURQON SROWO SIDAYU RESIK JATIM
BalasHapus