MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
04.34
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa dimana
seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan
mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh
dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan
sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang
timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
Melihat berbagai fakta yang terjadi
saat ini, tidak sedikit para remaja yang terjerumus
ke dalam lembah perzinahan (Free sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan
mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman
masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita.
Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya
benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian
yang ketat..
Rusaknya moral remaja dipengaruhi
oleh beberapa hal dan yang paling dominan mempengaruhi perubahan moral remaja
adalah faktor pergaulan. Oleh karena itu, dengan adanya latar belakang
permasalahan yang telah dipaparkan tersebut diatas. Disusunlah makalah mengenai
permasalahan remaja terkait pergaulan bebas dengan judul makalah “Pergaulan
Bebas Remaja ditinjau dari segi moral”.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang
menyebabkan timbulnya pergaulan bebas di kalangan remaja?
b. Bagaimana solusi
untuk mengatasi masalah pergaulan bebas?
c. Bagaimana hubungan pergaulan bebas di era modernisasi
sebagai pemicu runtuhnya moral bangsa ?
C.
TUJUAN MAKALAH
a.
Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan timbulnya
pergaulan bebas.
b.
Untuk
mengetahui solusi
untuk mengatasi masalah pergaulan bebas.
c.
Untuk
mengetahui hubungan pergaulan bebas di era
modernisasi sebagai pemicu runtuhnya moral bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Apa yang menyebabkan Remaja terjerumus dalam seks bebas
.?
Kenakalan
remaja belakangan ini sering kita lihat di kota-kota sangat memprihatinkan
sekali, semuanya ini bukan hanya disebabkan oleh faktor remaja itu sendiri
tetapi ada lagi faktor lain yang mendasarinya. Ada beberapa faktor yang bisa
menyebabkan seseorang melakukan sex bebas yaitu:
a. Orang tua,
Kurangnya
bimbingan dan pengawasan orang tua sudah pasti akan membuat anak menjadi liar,
orang tua yang terlalu percaya kepada anak tanpa mengetahui aktivitas yang
dilakukan oleh anak-anaknya merupakan tindakan yang salah yang berakibat fatal
bagi si anak sendiri. Bahkan bukan tidak mungkin sebenarnya orang tua sendiri
yang menjerumuskan anaknya, sebagai contoh misalnya, orang tua merasa malu
kalau anaknya yang sudah SMA ataupun sudah remaja belum punya pacar, pasti akan
ditanya, akhirnya si anak cari pacar, awalnya mungkin biasa saja, ke tokok
buku, atau sesekali ke cafe. Lalu pelan-pelan naik pangkat pegang tangan, lalu
naik pangkat lagi, dan meningkat ke lainnya. Orang tua yang terlalu otoriter
juga tidak baik bagi perkembangan psikologi anak, ketika ia mendapatkan sekali
kebebasan ia lupa segalanya.
b. Lingkungan/teman
Sekuat apapun kita mempertahankan diri kalau lingkungan dan orang-orang terdekat kita tidak mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang akhirnya terikut dengan mereka. Contohnya seorang pecandu narkoba awalnya cuma ikut-ikutan dengan teman-temannya dan sekedar iseng, begitu juga dengan sex bebas.
Sekuat apapun kita mempertahankan diri kalau lingkungan dan orang-orang terdekat kita tidak mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang akhirnya terikut dengan mereka. Contohnya seorang pecandu narkoba awalnya cuma ikut-ikutan dengan teman-temannya dan sekedar iseng, begitu juga dengan sex bebas.
c. Uang
Di zaman sekarang ini uang adalah segala-galanya, tolok ukur seseorang ada pada uang, kehormatan, harga diri semua diukur dengan uang. Makanya orang-orang yang kebutuhannya tidak terpenuhi mencari penghasilan tambahan dengan cara seperti itu, dengan iming-iming uang semua menjadi tidak berarti. Apa yang harampun dihalalkan.
Di zaman sekarang ini uang adalah segala-galanya, tolok ukur seseorang ada pada uang, kehormatan, harga diri semua diukur dengan uang. Makanya orang-orang yang kebutuhannya tidak terpenuhi mencari penghasilan tambahan dengan cara seperti itu, dengan iming-iming uang semua menjadi tidak berarti. Apa yang harampun dihalalkan.
d. Iman yang lemah
Seseorang yang
tidak punya iman dihatinya sudah pasti dia tidak tahan dengan godaan duniawi
yang memang berat, sekecil apapun godaan itu apalagi godaan berat.
e. Ketagihan
Sex sama seperti orang makan, kebutuhan mutlak setiap orang. Tetapi kalau dia tidak dikelola dengan benar akibatnya bisa gawat. Sekali saja mencoba pasti akan mau lagi, dan mau lagi, sama seperti kecanduan.
Sex sama seperti orang makan, kebutuhan mutlak setiap orang. Tetapi kalau dia tidak dikelola dengan benar akibatnya bisa gawat. Sekali saja mencoba pasti akan mau lagi, dan mau lagi, sama seperti kecanduan.
Berbagai
perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan
seksual secara wajar antara lain dikenal sebagai:
a. Masturbasi atau
onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam
rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali
menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
b. Berpacaran
dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan
sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah
keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.
c. Berbagai
kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya
menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan
untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih
dapat dikerjakan.
2. Data dan Informasi Tentang :
a. Berapa % remaja Indonesia yang mengakses video dan gambar
Porno.
Persentase
membuka gambar porno
|
|||
No
|
Jawaban
responding
|
Frekuensi
|
persentase
|
1
|
Sangat
sering
|
20
|
22,99%
|
2
|
Sering
|
47
|
45,98%
|
3
|
Kadang
– kadang
|
19
|
27,58%
|
4
|
Tidak
pernah
|
1
|
19,54%
|
jumlah
|
87
|
100%
|
|
Persentase
membuka video porno
|
|||
No
|
Jawaban
responding
|
Frekuensi
|
persentase
|
1
|
Sangat
sering
|
3
|
3,45%
|
2
|
Sering
|
41
|
47,13%
|
3
|
Kadang
– kadang
|
32
|
36,78%
|
4
|
Tidak
pernah
|
11
|
12,64%
|
jumlah
|
87
|
100%
|
b. Berapa % remaja Indonesia yang pernah berhubungan seks di
luar nikah
Persentase
Seks di luar nikah
|
|||
No
|
Jawaban
responding
|
Frekuensi
|
persentase
|
1
|
Sangat
Terdorong
|
7
|
8,04%
|
2
|
Terdorong
|
43
|
49,43%
|
3
|
Kurang
terdorong
|
17
|
19,54%
|
4
|
Tidak
terdorong
|
20
|
22,99%
|
jumlah
|
87
|
100%
|
c. Berapa % remaja Indonesia mengkonsumsi narkoba
Persentase mengkonsumsi narkoba
|
||
No
|
Kegiatan pendidikan
|
Persentase
|
1
|
Masih sekolah
|
27.56%
|
2
|
Tidak sekolah lagi
|
46.89%
|
3
|
Mau sekolah tapi tidak mampu
|
16.74%
|
4
|
Lainnya
|
8.72%
|
Total
|
100%
|
d. Berapa % remaja Indonesia yang pernah melakukan ciuman
Persentase yang pernah melakukan ciuman
|
||
No
|
Kegiatan pendidikan
|
Persentase
|
1
|
Sangat sering
|
82,09%
|
2
|
sering
|
11,01%
|
3
|
Kadang - kadang
|
5,50%
|
4
|
Tidak pernah
|
1,40%
|
Total
|
100%
|
e. Berapa remaja Indonesia yang pernah aborsi
Persentase
Melakukan aborsi
|
|||
No
|
Jawaban
responding
|
Frekuensi
|
persentase
|
1
|
Sangat
Terdorong
|
17
|
19,54%
|
2
|
Terdorong
|
45
|
51,72%
|
3
|
Kurang
terdorong
|
22
|
25,29%
|
4
|
Tidak
terdorong
|
3
|
3,45%
|
jumlah
|
87
|
100%
|
3. Mengapa sekolah
gagal membina moral remaja
a.
Kondisi
Jasmaniah
Kondisi jasmaniah seperti
pembawaan dan struktur/konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang
diwariskan, aspek perkembangannya secara instrinsik bekaitan erat dengan
susunan/konstitusi tubuh. William
Herbert Sheldon
mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh
dan tipe-tipe temperamen (Moh. Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong
ektomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat
menahan diri, segan dalam aktifitas sosial, pemalu, dan sebagainya. Karena
struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat
diperkirakan bahwa system saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang
penting bagi proses penyesuaian diri. Dengan demikian, kondisi sistem-sistem
tubuh yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang
baik.
b.
Perkembangan, Kematangan dan Penyesuaian Diri
Dalam proses perkembangan,
respon anak berkembang dari respon yang bersifat instinktif menjadi respon yang
diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia perubahan
dan perkembangan respon, tidak hanya melalui proses belajar saja melainkan anak
juga menjadi matang untuk melakukan respon dan ini menentukan pola-pola
penyesuaian dirinya. Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang
dicapai berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya, sehingga
pencapaian pola-pola penyesuaian diri pun berbeda pula secara individual.
Dengan kata lain, pola penyesuaian diri akan bervariasi sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kematangan yang dicapainya. Kondisi-kondisi perkembangan
mempengaruhi setiap aspek kepribadian seperti: emosional, sosial, moral, keagamaan
dan intelektual.
c.
Penentu
Psikologis terhadap Penyesuaian diri
Beberapa faktor
psikologis yang mempengaruhi penyesuaian diri, diantaranya adalah:
Pengalaman
Tidak semua pengalaman
mempunyai arti bagi penyesuaian diri. Pengalaman-pengalaman tertentu yang
mempunyai arti dalam penyesuaian diri adalah pengalaman yang menyenangkan dan
pengalaman traumatic.
Belajar
Proses belajar merupakan
suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri, karena melalui
belajar ini akan berkembang pola-pola respon yang akan membentuk kepribadian.
Determinasi Diri
Dalam proses penyesuaian
diri, disamping ditentukan oleh faktor-faktor tersebut diatas, orangnya itu
sendiri menentukan dirinya, terdapat faktor kekuatan yang mendorong untuk
mencapai sesuatu yang baik atau buruk, untuk mencapai taraf penyesuaian yang
tinggi, dan atau merusak diri. Faktor-faktor itulah yang disebut determinasi
diri.
Konflik dan
penyesuaian
Ada beberapa pandangan
bahwa semua konflik bersifat mengganggu atau merugikan. Sebenarnya, beberapa konflik
dapat bermanfaat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan. Proses
penyesuaian ini terletak pada bagaimana seseorang untuk mengelola konflik yang
dialaminya sehingga mengarah pada pencapaian tujuan yang menguntungkan baik
secara individu atau sosial.
4.
Lingkungan
sebagai Penentu Penyesuaian Diri
Berbagai lingkungan anak
seperti keluaga dan pola hubungan didalamnya, sekolah, masyarakat, kultur dan
agama berpengaruh terhadap penyesuaian diri anak. Berbagai lingkungan anak
seperti keluarga dan pola hubungan di dalamnya, sekolah, masyarakat, kultur,
dan agama berpengaruh dalam penyesuaian diri. Pola hubungan antara orang tua
dengan anak akan mempunyai pengaruh terhadap proses penyesuaian diri, seperti
hubungan dimana orang tua menerima anaknya secara hangat sehingga anak merasa
nyaman, atau dalam bentuk proses pendisiplinan yang berpengaruh terhadap pola
pengaturan waktu bagi anak.
Pengaruh rumah dan
keluarga.
Dari sekian banyak faktor
yang memengaruhi penyesuaian diri remaja, faktor rumah dan keluarga merupakan
faktor yang sangat penting, karena keluarga merupakan satuan kelompok sosial
terkecil. Interaksi sosial yang pertama diperoleh individu adalah dalam
keluarga. Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan di
masyarakat.
Hubungan Orang Tua
dan Anak
Pola hubungan antara orang
tua dengan anak akan mempunyai pengaruh terhadap proses penyesuaian diri anak
–anak. Beberapa pola hubungan yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri antara
lain :
·
Menerima
(acceptance) ;dimana orang tua menerima anaknya dengan baik yang menimbulkan
suasana hangat dan rasa nyaman bagi anak
·
Menghukum
dan disiplin yang berlebihan ; Orang tua dan anak sama-sama keras dan disiplin
yang ditanamkan orang tua terlalu kaku dan berlebihan sehingga menimbulkan
psikologis anak terganggu
·
Memanjakan
dan melindungi anak secara berlebihan ; Memanjakan anak secara berlebihan dapat
menimbulkan rasa tidak aman,cemburu,rendah diri pada diri anak
·
Penolakan;
dimana orang tua menolak kehadiran anaknya dimana situasi ini dapat menghambat
penyesuaian diri anak.
Hubungan saudara
Suasana hubungan saudara
yang penuh persahabatan, kooperatif, saling menghormati, penuh kasih sayang,
mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk tercapainya penyesuaian yang lebih
baik. Sebaliknya suasana permusuhan, perselisihan, iri hati, kebencian, dan
sebagainya dapat menimbulkan kesulitan dan kegagalan penyesuaian diri.
Masyarakat
Keadaan lingkungan
masyarakat dimana individu berada merupakan kondisi yang menentukan proses dan
pola-pola penyesuaian diri. Kondisi studi menunjukkan bahwa banyak gejala
tingkah laku salah bersumber dari keadaan masyarakat. Pergaulan yang salah di
kalangan remaja dapat memengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya.
Sekolah
Sekolah mempunyai peranan
sebagai media untuk memengaruhi kehidupan intelektual, sosial dan moral para
siswa. Suasana di sekolah baik sosial maupun psikologis menentukan proses dan
pola penyesuaian diri. Disamping itu, hasil pendidikan yang diterima anak
disekolah akan merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri di masyarakat.
5.
Kultural
dan Agama Sebagai Penentu Penyesuaian Diri
Lingkungan kultural dimana
individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuaian dirinya.
Contohnya tatacara kehidupan di sekolah, masjid, gereja, dan semacamnya akan mempengaruhi
bagaimana anak menempatkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Agama
memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan
ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana damai dan tenang bagi anak.
Agama merupakan sumber nilai, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan
memberikan tuntunan bagi arti, tujuan, dan kestabilan hidup umat manusia. Agama
memegang peranan penting sebagai penentu dalam proses penyesuaian diri.
6. Apa jalan keluar mesti dilakukan oleh Pihak sekolah ,Pihak
keluarga, Pihak pemerintahan, Pihak ormas islam, Pihak generasi muda
Seharusnya orang tua lebih memperhatikan
pergaulan anaknya dengan siapa dia bergaul. Ini salah satu cara untuk
menanggulangi pergaulan bebas. Tetapi jika mereka sudah terjerumus masih ada
cara dengan psikoterapi. Tapi lebih baik menjegah daripada mengobati. Maka dari
itu seharusnya orang tua serta masyarakat sekarnag lebih waspada dalam bergaul
dan menjaga nafsu birahi ketika berpacaran jangan tanpa batasan.
Kita semua juga harus meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penyaluran minat dan bakat
secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai
kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’
tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya
dilakukan. Selain diatas masih banyak cara menaggulangi pergaulan bebas
lainnya, antara lain :
1.
Memperbaiki
cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”,
maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-an gan
yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan
kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif dan juga semangat.
2.
Menjaga
keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan
mengelola waktu, emosi, energy serta pikiran dengan baik dan bermanfaat,
misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang
dengan kegiatan positif.
3.
Jujur
pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang
terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat
dihindari. Jadi dengan ini remaja ridak menganiaya emosi dan diri mereka
sendiri.
4.
Memperbaiki
cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita.
5.
Perlunya
remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan.
Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada
diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu
yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif
untuk kemajuan diri pada remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir
panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja
yang terkena HIV/AIDS nantinya.
5. Bagaimana Pandangan dan Solusi
persoalan tersebut menurut islam
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri - istrimu,
anak - anak perempuanmu dan istri - istri orang mukmin, hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al-Ahzab:59).
Memang tidak semua pelaku
pornografi dan pornoaksi itu muslim, tapi setidaknya kita yang mayoritas muslim
mempunyai hak untuk memberikan batasan aurat
yang bisa di tolerir oleh semua kalangan. Kalau kita perhatikan, penolakan
terhadap batasan pornografi dan pornoaksi ini banyak dilakukan oleh para pelaku
seni dengan alasan “Pemasungan
kreatifitas seni”. Tapi apakah kreatifitas seni itu harus
selalu memamerkan aurat? Kalau itu yang diperkirakan mereka berarti kita
kembali ke jaman Jahiliyah,
dimana pamer aurat terutama aurat wanita menjadi barang komoditi.
Legalisasi Sex Bebas Di
Indonesia
Revisi UU Kesehatan tentang
pengesahan aborsi (penguguran kandungan) dan rencana pendirian ATM Kondom
dikhawatirkan akan semakin menyuburkan praktek pergaulan bebas.
Memang, alasan pemerintah
terkesan baik. Dalam pendiran ATM kondom misalnya, tujuan pemerintah adalah
untuk mencegah penyebaran virus HIV/AIDS, karena kondom diakui dapat mencegah
penularan penyakit AIDS, Tapi efek sosial dari penyediaan ATM tersebut malah
lebih membahayakan. Para pelaku sex bebas, khususnya kawula muda, akan merasa
semakin bebas dengan adanya kemudahan mendapatkan kondom. Bahkan anak - anak
dibawah umurpun yang tadinya tidak mengerti kondom, akan terangsang
keingintahuannya untuk mencoba penggunaan ATM tersebut. Apalagi menurut berita,
hanya dengan 3 keping uang logam 500 rupiah pengguna bisa mendapatkan 3 macam
kondom. Masya Allah! semakin sering saja tangan ini mengurut dada akibat
keprihatinan yang tiada hentinya.
Sungguh ironis cara - cara
yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi penularan penyakit AIDS ini.
Penyebab penyebaran virus HIV/AIDS tidak lain karena adanya perilaku sex bebas,
seperti pelacuran, gonta ganti pasangan, homosex/lesbian, dan pergaulan bebas.
Sementara itu legalisasi aborsi dan pendirian ATM kondom justru akan semakin
menyuburkan perilaku sex bebas terutama di kalangan anak muda generasi bangsa
yang diharapkan dapat mengangkat martabat bangsa dan negara. Seharusnya
pemerintah mengkampanyekan semboyan “SAY
NO TO FREE SEX” bukannya “Monggo
Nganggo Kondom”. Padahal kondom belum tentu keefektifannya
dalam mencegah penyebaran virus HIV.
Sex Bebas, Gaya
Hidup Barat yang Menghancurkan
Mengamati fenomena
prilaku sex bebas, pornografi, dan pornoaksi yang semakin merajalela di negri
tercinta ini, timbul pertanyaan dalam hati, ada apa dibalik semua ini??
Semua ini tanpa kita sadari
merupakan dampak dari gencarnya kampanye budaya barat di negeri yang mayoritas
muslim ini. salah satu sikap mental yang diderita segara - segara barat adalah
ketakutan pada Islam dan pada umat Islam yang berpegang teguh pada Syariat
Islam. Sejarah membuktikan, Perang salib telah menyisakan rasa gentar mereka
pada agama Islam, karena menurut mereka agama Islam menyimpan potensi yang
sangat hebat dan mampu menggerakkan umatnya untuk bersatu melawan kekuatan apa
saja.
Tidak diragukan lagi kalau
mereka menganggap negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam
merupakan ancaman bagi dunia barat. Untuk itulah negara barat getol
mengkampanyekan pornografi, pornoaksi serta perilaku sex bebas dengan tujuan
untuk melemahkan moral dan spiritual generasi muda Islam, yang pada akhirnya
akan menjauhkan umat Islam dari tuntunan Syariat Islam sehingga ideologi Islam
akan hancur.
Islam mengajarkan budaya
yang bertolak belakang dengan budaya barat, Barat mendukung budaya permissif
yang membolehkan segala hal. Sedangkan budaya Islam justru dibatasi oleh
syariah yang mengangkat derajat manusia di atas makhluk lainnya. Budaya Islam
memanusiakan manusia sedangkan budaya barat membuat manusia sama derajatnya
dengan hewan bahkan lebih rendah dari hewan. Bukankah perlilaku mengumbar aurat
dan sex bebas hanya dilakukan oleh hewan???!
Islam Sebagai Solusi
“Apakah hukum jahiliyah yang
mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah
bagi orang - orang yang yakit?” (QS Al-Maidah:50)
Semakin maraknya pornografi dan pornoaksi juga merupakan
akibat lemahnya tatanan kehidupan di negeri ini dari tuntunan Syariat Islam.
Sistem demokrasi sekuler yang dianut bangsa kita membuka peluang bagi tumbuhnya
liberalisme di segala bidang kehidupan yang mengusung bendera HAM (Hak Asasi
Manusia). Dengan dalih HAM inilah mereka merasa terjamin kebebasannya dalam
berprilaku, termasuk kebebasan (kebablasan) berekspresi seperti yang
didengungkan para pekerja seni.
Menyadari kegagalan segala sistem di luar sistem ideologi
Islam, maka sudah sepantasnya kita kembali kepada hukum Islam, karena Islam
dapat memberikan solusi yang baik bagi permasalahan umatnya.
Islam menjaga kehormatan dan meninggikan derajat umatnya
dengan memberikan batasan aurat bagian mana yang boleh diperlihatkan. Oleh
karena itu bagi kaum muslimah yang masih senang mempertontonkan aurat,
sadarlahg bahwa sanjungan yang diterima justru menghinakan anda ke tahap yang
paling rendah. Karena menutup auratlah yang membedakan kita dengan hewan.
Solusi Islam terhadap hasrat seksual seseorang sudah
sangat jelas. Bagi kaum pria mempunyai libido (hasrat seksual) sangat tinggi.
Islam memberi solusi dengan cara poligami. Bukankah cara ini lebih menjunjung
martabat wabita dibanding pelacuran atau pergundikan?
Islam mengharamkan sex bebas. Inilah solusi sesungguhnya
bagi pencegahan penyebaran wabah virus HIV/AIDS. Sedangkan pornografi dan
pornoaksi diharamkan karena dapat menimbulkan tingginya kasus pelecehan seksual
dan perkosaan. Bukankah ini sudah terbukti?
Sistempendidikan dan sosial yang islami mengajarkan
tatanan kehidupan yang santun antara pria dan wanita, serta menjaga pelaksanaan
hak pribadi tanpa mengganggu hak asasi orang lain.
Kebebasan berekspresi dalam Islam adalah kebebasan yang
dibatasi oleh nilai - nilai luhur syariah. Bukan kebebasan yang keblabasan tapi
kebebasan yang bertanggungjawab baik terhadap dirinya, masyarakat, maupun
terhadap Allah SWT. Karena setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri
dan akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat.
“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin
bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya”, (HR Abu Hurairah)
Tanggung Jawab Pemimpin
Negeri Ini
Dengan melihat dampak yang sangat buruj dari maraknya
pornografi dan pornoaksi, hendaknya pemerintah bertindak preventif dengan mencegah
terjadinya hal-hal yang menimbulkan keresahan masyarakat. Setiap kegiatan yang
mengundang pro dan kontra hendaknya ditimbang dari segi manfaat dan
madharatnya, dilihat dari kacamata Islam. Bukan dari segi bisnis. kemudian
dengan cepat mengambil keputusan untuk meredam gejolak sosial. Jangan seperti
sekarang yang terkesan wait
and see
dalam menghadapi fenomena yang terjadi di masyarakat.
Ingatlah! Setiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawaban di hadapan Allah. Maka selagi diberi amanah untuk memegang
kekuasaan, cegahlah kemungkaran! Jangan lagi mengulur waktu untuk memberlakukan
UU Anti Pornografi & Pornoaksi yang sudah sekian lama ditunggu
keberadaannya. UU itu sangat penting untuk menyelamatkan generasi muda dari
krisis moral yang mengakibatkan negara makin terpuruk dalam kesesatan dan
kehancuran.
Renungkanlah sabda Rasulullah saw : “Siapa saja yang
melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangan (kekuasaan)nya. Jika
tidak mampu, hendaklah dengan lisannya, jika tidak mampu, hendaklah dengan
kalbunya. Namun itulah selemah-lemahnya uman” (HR Muslim).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pergaulan
remaja saat ini cenderung ke arah pergaulan bebas,terbukti banyaknya para
remaja yang menggunakan Narkotika dan melakukan seks bebas.Disinilah peran orang
tua sangatlah penting untuk membentuk pola pikir mereka jadi lebih
baik dan melakukan hal-hal yang positif.Orang tua juga harus memberi pengarahan
tentang bahaya narkoba dan seks bebas. Dalam hal ini, perkembangan moral anak
dipengaruhi pengawasan dan didikan orangtua tehadap anak dan yang paling
berpengaruh adalah pergaualan anak dengan teman-temannya.Orangtua dan pihak
masyarakat harus bersama-sama menjaga dan mengawasi pergaulan anak.
B. SARAN
Orang
tua harus berperan dalam mengawasi tingkah laku anak.Hal ini sangatlah
penting,namun mereka tidak berhak bertindak otoriter terhadap anak dan harus
menjalankan fungsi sebagai orang tua dengan baik, diantaranya memberikan kasih
sayang, pendidikan budi pekerti, serta mengajarkan cinta kasih terhadap sesama.Sehingga
terjadi keselarasan antara anak dengan orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
kalbar.bkkbn.go.id/
lifestyle.kompasiana.com/
amaliandini.wordpress.com/
probohayupertiwi.blogspot.com/
poltekkeslawang.blogspot.com/
sumber internet
makasih buanyak mas, ni ad teman lagi panik, tugas makalah. mdah2an dapat jadi acuhan...trim
BalasHapus